Hacker Bjorka Unkap Dalang Kasus Munir, Suciwati Buka Suara

Picture of Redaksi

Redaksi

Hacker Bjorka Unkap Dalang Kasus Munir, Suciwati Buka Suara
Suciwati, istri Munir Said Thalib aktivis HAM

Jakarta, Faktual24.Com – Istri aktivis hak asasi manusia (HAM) Munir Said Thalib, Suciwati, menilai aksi hacker Bjorka yang mengungkap dalang pembunuhan suaminya sebagai pesan penting. Kamis, (15/9/22).

Suci mengatakan pengungkapan tersebut menunjukkan bahwa publik masih terus menanti penyelesaian kasus tersebut.
“Apalagi dengan adanya kebocoran yang sedang ramai hari ini, ini menurut saya justru sebetulnya pesan penting, bahwa orang masih terus kok bertanya soal kasus Munir. Kenapa Anda pemerintah ini diam saja?” kata Suci dalam video telekonferensi di kantor KontraS, Jakarta Pusat, Rabu (14/9/2022).

Suci menyampaikan, hingga saat ini misteri dalang kasus pembunuhan suaminya masih belum juga terungkap. Dia menilai pemerintah tidak ingin membuka dalang kasus ini dengan berdalih dokumen tim pencari fakta (TPF) hilang.

Di samping itu, kata Suci, pembentukan tim ad hoc oleh Komnas HAM merupakan hal penting untuk dapat mendorong pembongkaran kasus pembunuhan Munir.

“Sebetulnya dengan adanya tim ad hoc di Komnas HAM ini sangat penting juga untuk kita dorong dan ini sebuah hal baru yang ke depan bisa membawa kasus Munir ke depan, untuk next siapa sebetulnya dalang kasus Munir,” terangnya.

“Karena sampai saat ini misteri itu tidak terjawab, dan sampai hari ini pemerintah pun ambigu ya, bahkan mungkin juga hanya bohong belaka untuk membuka kasus ini sampai dalangnya dengan dalih bahwa dokumen TPF tidak ada,” sambungnya.

Dia juga menilai pemerintah tidak bertanggung jawab dalam menyelesaikan kasus pembunuhan suaminya. “Jadi apakah ada upaya selama delapan tahun ini terhadap pencarian itu? Itu kan kalau saya melihat, saya menilai ini mereka tidak bertanggung jawab untuk menyelesaikan kasus ini,” terangnya.

Tanggapan Kontras

Koordinator Kontras Fatia Maulidiyanti mengatakan pengungkapan dalang kasus Munir oleh hacker Bjorka bak ‘ujung kuku’. Kendati demikian, dia menilai pengungkapan dalang ini menjadi pengingat bagi publik.

“Jadi apa yang dikatakan sama Bjorka itu mah cuma ujung kuku aja sebenarnya,” kata Fatia, saat acara peluncuran buku ‘Mencintai Munir, di Jakarta Selatan.

“Nah itu sebenernya jadi sisi baik juga bahwa itu mengingatkan kita kembali akan fakta-fakta dari buku ini,” sambungnya.

Menurut dia, Bjorka hanya mengungkap satu lapis fakta dari ribuan fakta yang ada. Dalam buku ‘Mencintai Munir’ karya Suciwati, lanjut dia, ada cerita terkait proses peradilan terhadap Muchdi yang tidak berjalan dengan semestinya.

“Ada satu fakta yang dimana waktu pasca Munir meninggal, disini untuk mengingatkan bahwa ada proses-proses yang tidak dijalani secara adil dan akuntabel oleh negara melalui proses peradilan terhadap Muchdi,” ungkap dia.

Selain menerima banyak intimidasi saat proses peradilan, juga ada fakta mengenai pendukung Muchdi yang disebut menerima ‘uang saku’ sebanyak Rp 100 ribu per orangnya.

“Selain ada banyak intimidasi, terus juga banyak ormas-ormas yang dibawa pada saat sidang untuk melawan intervensi asing dan sebagainya dan juga banyak sekali orang-orang yang diajak lah ya, kalau sekarang massa bayaran dibayar pake nasi bungkus. Nah ini juga ada pada proses sidang Muchdi, dimana ada pendukung Muchdi yang dibilang katanya ada yang dibayar uang saku Rp 100 ribu per orang,” papar dia.

Hacker Bjorka sebelumnya menjual data pengguna sampai mengumbar ada kebocoran data registrasi SIM card prabayar yang isinya meliputi NIK, nomor KK, nomor telepon, dan tanggal registrasi.

Bahkan ia juga membeberkan data pribadi Menkominfo Johnny G Plate dan mengaku mempunyai dokumen rahasia Presiden RI milik Joko Widodo (Jokowi). Terakhir, Bjorka juga mengatakan siapa otak pembunuhan aktivis Munir pada 2004. (Red)