Surabaya, Faktual24.Com – Menindak lanjuti tragedi Stasion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Ketua Panitia Pelaksana Arema FC Abdul Haris mendesak aparat kepolisian melakukan autopsi terhadap jenazah ratusan orang yang meninggal dunia untuk memastikan penyebab kematiannya. Selasa, (11/10/22).
“Ya, itu untuk usut tuntas semua, biar clear semua harus diketahui penyebabnya,” kata Abdul Haris usai diperiksa sebagai tersangka tragedi Kanjuruhan yang mengakibatkan 131 korban jiwa di Mapolda Jatim, Surabaya.
Saat kejadian kerusuhan tersebut, Haris mengakui, pihaknya sudah sesuai standar operasional prosedur (SOP). Dan, telah memerintahkan seluruh petugas untuk membuka pintu stadion 15 menit sebelum pertandingan berakhir.
“Pintu dibuka itu sesuai standar, tidak ada yang ditutup dan itu harus dibuktikan dengan membuka CCTV. Tidak ada (yang menyuruh menutup), tidak ada perintah untuk tutup,” kata Haris.
Karena itu, sambung Haris, harus dilakukan autopsi jenazah untuk mengetahui secara pasti penyebab kematian korban. Selain itu, lanjut dia, perlu ada pemeriksaan untuk mengetahui sakit yang diderita korban selamat.
“Untuk para korban masih menderita sakit, ada yang matanya masih sakit, ada yang masih sesak,” ujarnya.
Haris menyatakan saat kejadian kericuhan di Stadion Kanjuruhan ada gas air mata yang ditembakkan aparat keamanan. Gas air mata tersebut jumlahnya bermacam-macam.
“Gas air mata itu kan jumlahnya bermacam-macam, itu bisa dideteksi dan ditemukan di lapangan. Kita ingin tahu dan diusut tuntas,” katanya.
Lebih lanjut, Haris menegaskan proses hukum yang dia jalani saat ini sebagai tanggung jawabnya sebagai Panpel Arema FC.
“Semoga semua segera dilancarkan, diusut sampai tuntas siapa yang melakukan karena ini tragedi kemanusiaan. Saya mohon kepada semuanya kepada pihak terkait agar segera diusut tuntas,” pungkasnya. (Red)