Kabupaten Tangerang, Faktual24.Com – Terjadi pembobolan rumah pada waktu siang hari di Perumahan Bermis, RW 05, RT 05, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Kamis, (17/11/22).
Hal itu terjadi ketika keadaan rumah ditinggal penghuninya melakukan aktivitas pekerjaan. Seorang korban bernama Reni, mendapati rumahnya sudah dalam keadaan terbuka, padahal sebelumnya dia meninggalkan rumahnya dalam keadaan terkunci.
“Pulang kerja, sampai rumah setengah enam, tahu-tahu pintu sudah ke buka, gembok sudah nggak ada, terus pintu lemari juga terbuka semua,” kata Reni, saat dikonfirmasi Faktual24.Com di kediamannya.
Karena peristiwa itu, Reni harus rela kehilangan beberapa barang berharganya seperti uang, emas, celengan, hingga telepon genggam.
“Kurang-lebih kerugian Rp40 juta. Mudah-mudahan bisa kembali kalau masih rejeki, kalau nggak ya, udah, pasrah aja, lah,” ucap Reni, yang masih dalam keadaan shock.
Sementara itu tetangganya, Iis, yang memiliki warung, menyampaikan dirinya tidak tahu persis kapan kejadian pembobolan tersebut. Namun, lanjut dia, sekita pukul 11.00 terdapat beberapa orang yang berada di halamannya.
“Menurut saya, waktu kemalingan itu kira-kira waktu saya berangkat ke pengajian di majelis jam 09.00. Nah, sekitar pukul 11.00, suami saya datang ke majelis memberi tahu kalau ada Sales Roko. Nah, rumahnya ke tutup sama mobil si sales,” terang Iis.
Hal itu dikuatkan, tambah Iis, ketika telepon genggam yang hilang tidak aktif pada pukul 12.00 saat dihubungi keluarga Reni. Terlebih lagi, kata dia, mulai pukul 12.00 sampai tiba Reni pulang kerja, dirinya berada di warung.
“Karena, dari dzuhur sampai ashar itu standby di depan warung dan nggak ada orang di sekitarnya sini. Setelah ashar, kita pulang ke rumah si Reni pulang kerja kira-kira jam 5 dia teriak-teriak,” jelasnya.
“Bahkan, seharian ini sudah ada 3 rumah yang kebobolan dihari yang sama, tapi beda RT. Reni, RT 05, yang 2 lagi di RT 01,” tambahnya.
Keterangan Ketua RT
Di sisi lain, Ketua RT 05, Bambang, mengatakan sebelumnya, dirinya sudah berkoordinasi dengan pihak Kelurahan, Babinsa, dan Binamas. Sebab kata dia, kejadian tersebut kerap terjadi di wilayahnya.
Dalam kurun waktu satu tahun, lanjut Bambang, sudah terjadi dua sampai tiga kali kejadian, bahkan kalau digabung di tingkat RW sudah terjadi sebanyak 10 kali.
“Jadi, saya sebagai RT saran kepada Babinsa dan Binamas lebih mobile untuk memantau lingkungan,” ujarnya.
Di satu sisi, Bambang menghimbau agar warganya lebih perkuat keamanan di rumah masing-masing sebab kejadian sering terjadi saat keadaan rumah sedang kosong. (Ari)