Novel Gadis Kretek ditulis oleh Ratih Kumala, terbit pada 2012. Novel itu masuk dalam daftar sepuluh penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa.
Pada 2 November 2023 nanti, gadis kretek tayang sebagai serial drama di Netflix. Tapi sebelum menonton filmnya, saya sarankan teman-teman membaca novelnya terlebih dahulu.
Sebagai perokok aktif, saya sangat takjub dengan riset Ratih Kumala, yang dapat menceritakan dengan dalam bagaimana perjalanan industri kretek, cita rasanya, dan sejarah penjajahan. Cerita itu dikemas dengan bahasa yang lugas, mudah dipahami, dan indah.
Pembaca dibawa masuk ke dalam kehidupan masyarakat jawa dan dapat merasakannya. Sebagai pembaca, saya bisa mudah memahami latar waktu dan tempat yang digambarkan, meskipun saya bukan orang jawa.
Hemat saya, gadis kretek sarat akan pesan tidak hanya menceritakan konflik keluarga dan percintaan.
Saya menangkap beberapa pesan di dalam novel ini, diantaranya terkait sejarah; melawan budaya patriaki; dan budaya logika mistik.
Sejarah
Dari sisi sejarah, novel ini menceritakan perjalanan industri kretek dari masa penjajahan Belanda, Jepang, kemerdekaan, hingga tahun 1965.
Selain itu juga, novel ini menceritakan peralihan zaman penjajahan Belanda ke penjajahan Jepang dengan menggunakan sudut pandang masyarakat bukan pahlawan atau orang-orang penting.
Sebagai contoh, pada masa peralihan penjajahan Belanda ke Jepang masyarakat menyambut gembira kedatangan Jepang yang disebut “Saudara tua”. Namun kenyataannya, Jepang malah lebih kejam daripada Belanda. Tokoh dalam novel gadis kretek, Idroes Moeria seorang pengusaha kretek merasakan langsung bagaimana kejamnya penjajahan Jepang.
Selanjutnya di tahun 1965, propaganda Partai Komunis Indonesia (PKI) tengah gencar-gencarnya. Soeraja pengusaha kretek yang sedang merintis mencoba mendekati dan meminta bantuan modal kepada PKI. Akhirnya, PKI memberi modal kepada Soeraja dengan kesepakatan nama kreteknya adalah Arit Merah.
Berlanjut pada peristiwa Gerakan 30 September (G-30S) dimana kematian beberapa jendral TNI dituduhkan kepada PKI sebagai dalangnya. Setelah peristiwa itu, anggota PKI menjadi buron, bahkan seluruh orang yang mempunyai hubungan dengan PKI dicari dan dibantai.
Salah satu yang menjadi target pencarian utama adalah Soeraja yang merupakan pembuat kretek Arit Merah. Selain itu, Idroes Moeria pun dicari lantaran usaha kreteknya memilik etiket dan bungkus berwarna merah.
Novel ini hadir dalam narasi sejarah yang berbeda dengan sudut pandang luas dan berbagai latar belakang yang mempengaruhinya.
Melawan Patriaki
Gadis Kretek atau Dasiyah adalah anak dari pasangan Idroes Moeria dan Roemaisa yang merupakan pemilik perusahaan kretek Merdeka.
Dasiyah dan Roemaisa merupakan dua tokoh wanita tangguh yang digambarkan berbeda dengan wanita jawa pada umumnya.
Pada awalnya, Idroes Moeria sedikit menyesal atas kelahiran anak perempuannya karena ia mengira anak perempuan tidak dapat meneruskan perusahaannya.
Namun ternyata, pengetahuan Dasiyah semakin baik seiring bertambah usianya. Tak hanya itu, Dasiyah diberkahi membuat tingwe yang enak.
Akhirnya, penyesalan Idroes Moeria terbantahkan oleh kehebatan anak perempuannya. Dasiyah melebarkan sayapnya dengan memimpin langsung perusahaan Gadis Kretek, sehingga membuatnya terkenal di kota M.
Sejatinya sampai hari ini, budaya patriaki di Indonesia masih terus ada dan berkembang dengan baik. Penyebabnya, masyarakat tidak sadar akan budaya itu.
Budaya patriaki seolah budaya normal yang tidak merugikan siapapun, padahal budaya ini jelas merugikan wanita juga laki-laki.
Contohnya, pergunjingan para buruh tetang Soeraja, yang dianggap buruntung memiliki kekasih seperti Dasiyah karena secara strata sosial berbeda.
Seolah tidak boleh seorang wanita berada di atas laki-laki dalam segi materi, kesuksesan, dan lain-lain. Wanita hanya boleh menjadi pengikut laki-laki, jika terjadi sebaliknya laki-laki akan dianggap lemah.
Budaya Logikal Mistik
Menurut Tan Malaka, logika mistik adalah cara berpikir yang menganggap bahwa penyebab segala sesuatu adalah hal-hal gaib atau roh.
Logika mistik telah menjadi budaya dalam masyarakat. Misalnya, saat Dasiyah baru lahir, ari-arinya harus dikubur dan dijaga selama tujuh hari.
Kemudian, pada hari keempat ari-ari itu hilang karena lepas dari penjagaan ayahnya, Idroes Moeria. Ayahnya panik dan segera menyuruh Mak Iti (dukun) datang ke rumahnya. Mak Iti menyuruh Idroes Moeria menyediakan teh pahit dan rokok klembak menjan tcap mendak.
Selama tujuh hari Mak Iti melakukan ritualnya di rumah Idroes Moeria. Pada hari ketujuh Mak Iti memberi tahu bahwa ari-ari putrinya diambil oleh pesaing Idroes Maria untuk menjatuhkannya.
Setahun kemudian, setiap putrinya sakit Idroes Moeria langsung membawa ke Mak Iti, meskipun hanya demam biasa yang bisa diobati dengan herbal.
Cara berpikir seperti itu masih terus berkembang hingga saat ini, padahal jika dipikirkan secara rasional hal itu jelas tidak masuk akal. Seolah segala sesuatu dapat diselesaikan secara mistis, sehingga membuat orang-orang terus menggunakan cara tersebut. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang tidak lantas menghapuskan logika mistik.
Menurut Tan Malaka, logika mistik adalah kepercayaan yang tidak dapat disentuh dengan dialektika-materialisme. Meskipun demikian, masyarakat seharusnya paham batas penggunaan logika mistik.
O, iya, saya tidak ceritakan kisah romansa gadis kretek secara detail supaya teman-teman bisa membaca langsung, bagaimana hebatnya Ratih Kumala menggambarkan kisah percintaan antara para tokoh. Tidak hanya kisah romansa yang indah, novel Gadis kretek juga bercerita tentang dinamika adik-kakak yang digambarkan oleh Tegar, Karim, dan Labas. Ketiga saudara ini seperti adik-kakak pada umumnya yang sering terlibat konflik internal.
Gadis Kretek yang merupakan fiksi ini tidak hanya menceritakan konflik-konfik, tapi memuat banyak pengetahuan. Seperti kata Sapardi Djoko Darmono, “Fiksi lebih fakta dari fakta itu sendiri”.
“Biarkan Roem mengepulkan kesedihannya ke udara”.