Semangka dan Perjuangan Palestina

Picture of Redaksi

Redaksi

Semangka dan Perjuangan Palestina
Ilustrasi buah semangka sebagai simbol perjuangan Palestina (Foto Istimewa)

Internasional, Faktual24.com – Akhir-akhir ini, pegiat media sosial ramai-ramai menggunakan emoji buah ‘Semangka’. Hal itu dilakukan sebagi bentuk dukungan terhadap pejuangan Palestina meraih kemerdekaannya atas Palestina.

Lalu kenapa buah semangka yang digunakan menjadi simbol perjuangan Palestina?

Bermula pada tahun 1967, Palestina dan Israel perang selama enam hari. Kala itu, pemerintah Israel mengeluarkan kebijakan bahwa bendera Palestina tidak diperbolehkan berkibar di ruang publik sekitar Gaza dan Tepi Barat. Dan, barang siapa yang melanggar akan ditindak pidana.

Karena itu, masyarakat Palestina menggunakan buah semangka sebagai pengganti bendera mereka. Pasalnya, menurut mereka, saat buah semangka dibelah memiliki warna yang sama dengan bendera kebanggaannya. Perpaduan antara warna merah, hitam, putih, dan hijau.

Pada tahun 2021, seniman Sliman Mansour mengatakan kepada The National bahwa pejabat Israel pada tahun 1980 menutup sebanyak 79 pemeran galeri di Ramallah.

“Mereka mengatakan kepada kami bahwa mengecat bendera Palestina itu dilarang, tapi warnanya juga dilarang. Maka Issam berkata, ‘Bagaimana jika saya membuat bunga berwarna merah, hijau, hitam dan putih?’ Petugas itu menjawab dengan marah, Ini akan disita, bahkan jika anda mengecat semangka, itu akan disita,” kata Mansour kepada outlet tersebut.

Pelarangan itu, baru kemudian dicabut pada tahun 1993 sebagai bagian dari Perjanjian Oslo. Perjanjian Oslo merupakan perjanjian formal pertama yang mencoba menyelesaikan konflik Israel – Palestina, yang telah berlangsung selama beberapa dekade. Perjanjian itu mencakup pengakuan timbal balik antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina.

Semangak Diakui sebagai Simbol

Setelah perjanjian tersebut, New York Times menyetujui peran semangka sebagai simbol selama pelarangan berkibarnya bendera Palestina. Pada tahun 2007, tepat setelah Intifada kedua, seniman Khaled Hourani menciptakan Kisah Semangka untuk sebuah buku berjudul Atlas Subjektif Palestina.

Pada tahun 2013, ia mengisolasi satu cetakan dan menamakannya Warna Bendera Palestina, yang kemudian dilihat oleh orang-orang di seluruh dunia.

Tidak sampai di situ, penggunaan semangka sebagai simbol perlawanan Palestina terhadap Israel kembali muncul pada tahun 2021. Hal ini menyusul pada keputusan pengadilan Israel bahwa keluarga Palestina yang tinggal di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur akan diusir dari rumah mereka untuk dijadikan tempat bagi pemukim.

Pada bulan Juni, sebuah organisasi komunitas Arab-Israel, Zazim, meluncurkan kampanye untuk memprotes penangkapan dan penyitaan bendera. Gambar semangka terpampang di 16 taksi yang beroperasi di Tel Aviv, dengan teks bertuliskan, “Ini bukan bendera Palestina.”

“Pesan kami kepada pemerintah jelas: kami akan selalu menemukan cara untuk menghindari larangan yang tidak masuk akal dan kami tidak akan berhenti memperjuangkan kebebasan berekspresi dan demokrasi,” kata direktur Zazim, Raluca Ganea.

Dengan demikian, bagi masyarakat Palestina buah semangka bukan hanya sekedar buah yang memiliki rasa manis dan menyegarkan. Semangka tidak hanya memiliki banyak manfaat, mulai dari vitamin C, vitamin A, serta magnesium, dan kandungan antioksidan yang baik untuk tubuh.

Akan tetapi, buah semangka juga menjadi simbol perlawanan masyarakat Palestina terhadap Israel. (Red)