Kota Tangerang, Faktual24.com – Aliansi Mahasiswa Banten (AMB) menuntut Pemerintah Pusat untuk menurunkan harga beras.
Koordinator AMB, Shandy Marta Praja menyampaikan Pemerintah Pusat harus bertanggung jawab atas melonjaknya harga beras.
Pasalnya, menurut Shandy, masifnya kenaikan harga pangan terutama beras bukan hanya disebabkan fenomena El Nino yang sedang melanda dunia.
Akan tetapi, kata Shandy, kenaikan itu terjadi akibat kebijakan pemerintah yang menggelontorkan bantuan sosial (Bansos) seharga Rp500 T.
“Sudah tahu kita sedang menghadapi El Nino, tapi malah membagikan Bansos ugal-ugalan dalam momentum Pemilu,” kata Shandy dalam konferensi pers yang dilakukan di Universitas Raharja pada Senin, (26/2/2024).
Akibatnya, lanjut Shandy, terjadi kenaikan harga beras dua kali lipat. Seperti harga beras medium yang awalnya Rp10 ribu menjadi Rp14 ribu. Belum lagi harga beras premium dari Rp12 ribu menjadi Rp18 ribu.
Lebih lanjut, Shandy menilai, kebijakan pembagian Bansos memiliki kepentingan politik terhadap satu golongan tertentu.
Sebab, bansos dibagikan Pra Pemilu bukan Pasca Pemilu, bahkan dengan melebihi anggaran sebelumnya.
“Akhirnya, ya, masyarakat menjadi korban politik. Pasca Pemilu harga beras naik bukan main. Ini jelas merugikan masyarakat,” terangnya.
“Karena itu, kami menuntut pemerintah untuk menurunkan harga sembako, termasuk menolak kenaikan tarif listrik dan tol, juga menolak Pemilu curang,” jelasnya.
Selanjutnya, Shandy mengungkapkan, pihaknya akan melakukan aksi demonstrasi, yang dimulai dari setiap daerah hingga puncaknya akan dilakukan di pusat atau Jakarta.
“Ini langkah awal. Selanjutnya, kita akan lakukan aksi masa,” ucapnya.
“Sementara ini, kita masih membangun gerakan di setiap kampus, melakukan konsolidasi,” imbuhnya.
Sebagai informasi, dalam konferensi pers tersebut AMB dihadiri beberapa perwakilan mahasiswa dari wilayah Tangerang Raya dan Serang. (Red)