31 HUT Kota Tangerang, Kota Industri sama dengan Kota Pengangguran

Picture of Redaksi

Redaksi

31 HUT Kota Tangerang, Kota Industri sama dengan Kota Pengangguran
Seruan Aksi HMI di HUT Kota Tangerang ka-31

Secara eksistensi, siapa tak tahu Kota Tangerang. Kota yang strategis dari sisi geografis sebagai penyangga Ibu Kota Jakarta. Kota strategis dari sisi ekonomi, tengok saja julukan – Kota Seribu Industri.

Karena ini momentum hari jadi Kota Tangerang ke-31, kita coba membahas julukan si kota paling industri. Tentunya, Kota Seribu Industri bisa disematkan karena banyak perusahaan yang berdiri di Kota Tangerang.

Berdasarkan data BPS dari 2016-2018 tercatat ada 638 perusahaan sedang dan besar berdiri di Kota Tangerang. Kalau perusahaan kecil saya tidak dapat datanya. Menurut saya kalau didata hanya menjadi beban buat Pemerintah Kota Tangerang. Biasaya, perusahaan kecil banyak tabrak-tabrak UU Ketenagakerjaan, mulai dari jam kerja hingga persoalan upah kerja.

Sengketa ketenagakerjaan di perusahaan sedang dan besar saja sudah banyak masa mau ditambahin permasalahan yang lebih rumit lagi.

Oke gas, oke gas, lanjut. Ngomong-ngomong soal banyak pabrik beroperasi di Kota Tangerang ternyata eh ternyata banyak juga masyarakatnya yang doyan rebahan. Maksud saya, banyak Masyarakat Kota Tangerang yang masih luntang-lantung nyari kerjaan alias pengangguran.

Loh, koh, aneh, kota industri tapi banyak pengangguran. Tercatat pada 2021 ada sekitar penduduk 100 ribu Kota Tangerang yang rebahan. Eh, maksudnya pengangguran. Wajar saja, pabriknya doang banyak lapangan kerjannya ocong.

Harus diakui Pemerintah Kota Tangerang punya program Job Fair untuk mengurangi pengangguran. Sayangnya, dari 40 event Job Fair yang diselenggarakan mulai dari tahun 2020-2024, pihak pemerintah dalam hal ini Dinas Ketenagakerjaan Kota Tangerang hanya mampu menyerap 20 ribu pencari pekerjaan (Pencaker).

Terlebih lagi, banyak masyarakat menilai event Job Fair hanya program formalitas belaka. Sebab, akses lowongan kerja yang dihadirkan tidak dapat menyerap kebutuhan tenaga kerja di Kota Tangerang.

Bahkan, lowongan kerja yang dihadirkan sebuah perusahaan lebih menarik atau dianggap menjanjikan ketimbang Job Fair Kota Tangerang. Hal itu bisa terlihat sepinya pengunjung event Job Fair, sementara antrian yang mengular ketika sebuah Perusahaan membuka lowongan pekerjaan.

PHK Massal di Kota Tangerang

Kalau kita hitung-hitungan dari event Job Fair yang berhasil menyerap 20 ribu tenaga kerja, kemudian dikurangi fenomena PHK masal yang terjadi di Kota Tangerang, ya, kira-kira pemerintah berhasil menyerap 10 ribuan, lah. Lumayun.

Permasalahan pengangguran tersebut tentun berdapak pada kesejahteraan penghidupan masyarakat. Berdasarkan data BPS 2023, Kota Tangerang meiliki 5,89 persen penduduk miskin. Miris bukan!

Kasus Penipuan Pencaker di Kota tangerang

Saya ada cerita yang lebih miris. Di awal tahun 2024 ini, ada kasus 60 Pencaker ditipu oleh Perusahaan Outsourcing, PT Viola Maju Jaya. Saya sebut saja perusahaannya biar tidak ada lagi yang tertipu.

Motif Perusahaan Outsoucing atau biasa disebut masyarakat pihak yayasan itu akan menyalurkan para Pencaker ke sebuah Perusahaan. Syaratnya, merekaterlebih dahulu harus membayar uang administrasi. Sialnya, 60 Pencaker tidak kunjung mendapat pekerjaan, padahal sudah memenuhi uang administrasi yang kalau di total bisa mencapai ratusan juta rupiah.

Peristiwa itu menjadi lebih tragis. Ketika tidak ada perhatian dari pihak pemerintah. Memang pemerintah mengambil peran melakukan pendataan legalitas atas setiap yayasan yang berjenis alih daya seperti itu untuk memberi perlindungan terhadap masyarakatnya yang sedang berjuang mencari pekerjaan.

Satu lagi, mentang-mentang jadi kota yang berdiri banyak pabrik, Pemerintah Kota Tangerang melupakan pembangunan kapasitas atau keahlian profesi terhadap masyarakatnya. Sampai hari ini, saya tidak pernah mendengar ada kebijakan pembentukan Balai Latihan Kerja (BLK) yang dilakukan Pemerintah Kota Tangerang.

Terakhir, saya ingin ucapkan kepada pemerintah;

Selamat Hari Jadi Kota Tangerang – Kota Industri = Kota Pengangguran.

Penulis: Ashabul Kahfi